Inspirasi Hidup Kaum Perempuan di Hari Kartini, Saat Pandemi Covid 19

Apakah kita bisa menemukan sosok perempuan Kartini di tengan wabah covid 19?, tentu saja banyak sekali. mereka adalah kaum perempuan hebat, contohnya yang berprofesi sebagai dokter, bidan, perawat,Apoteker, polisi, tentara dan lain sebagainya. hal ini membuktikan bahwa perempuan sudah menduduki berbagai macam profesi, yang dulunya di anggap tidak mungkin sekaligus banyak diskriminasi. perjuangan dan kontribusi RA Kartini yang sedikit banyak telah mengubah wajah perempuan Indonesia, hingga setara dengan kaum laki-laki.


Hari Kartini, Saat Pandemi Covid 19


kalau dulu wanita/perempuan hanya bisa di rumah dan menjaga anak, sekarang isu gender di kalangan medis pun sudah tampak terlihat. yang dulunya Masyarakat meyakini, spesialisasi dokter identik dengan laki-laki,namu sekarang kita sering melihat saat bertugas melawan pandemi ini, masyarakat justru lebih menaruh perhatian pada para petugas medis perempuan yang terjun ke lapangan. mereka benar benar kartini era saat ini, pahlawan sekaligus Inpsirasi hidup untuk orang banyak.

Bagi kartini kartini yang berada di rumah, Merayakan hari kartini bersama keluarga juga merupakan ide yang baik. salah satunya IBU yang merupakan sosok Kartini masa kini yang punya peran besar dalam kehidupan kita. Tidak ada salahnya untuk menyenangkan hati ibu dengan berbagai cara di hari kartini. Contoh kegiatan yang dapat dilakukan bersama ibu misalnya adalah makan bersama, menonton film bersama, hingga sekedar berbincang dan bercanda bersama.

Seandainya R.A Kartini masih hidup.
RA Kartini pasti akan melawan beragam kabar palsu yang disebar oleh para produsen hoaks yang sengaja bikin keruh suasana. RA Kartini pasti tak akan rela kalau perempuan Indonesia, ibu-ibu dan remaja putri Indonesia menjadi korban hoaks/berita Palsu. pasti beliau tak mau tinggal diam. Tak mau hanya berpangku tangan di rumah karena alasan mengikuti anjuran tinggal di rumah saja. Di sela-sela Work From Home (WFH), RA Kartini pasti ikut berkontribusi lewat ide-ide dan gagasannya. RA Kartini pasti terus memberi sumbangsih lewat tulisan-tulisan cerdas dan aksi nyata.

Mengenal Sosok Kartini
Siapa yang tidak kenal dengan pahlawan Nasional R.A Kartini. Kartini merupakan simbol kebangkitan kaum  hawa di bumi Indonesia. Ia lahir dari keluarga bangsawan dan memperoleh gelar R.A (Raden Ajeng). gelar itu dipergunakan Kartini sebelum menikah, jika sudah menikah maka gelar kebangsawanan menjadi R.A (Raden Ayu) menurut tradisi Jawa.

Salah satu buku yang terkenal yang berjudul “Door Duistermis tox Licht, (Habis Gelap Terbitlah Terang)". Menjadi bukti bahwa seorang Kartini ingin melepaskan kaum perempuan dari diskriminasi yang sudah membudaya pada zamannya. Buku itu menjadi pedorong semangat para wanita Indonesia dalam memperjuangkan hak-haknya. Perjuangan Kartini tidaklah hanya tertulis di atas buku, tapi dibuktikan dengan mendirikan sekolah gratis untuk anak perempuan di Jepara dan Rembang. Kartini menceritakan keprihatinannya terhadap nasib perempuan yang Hak-hak nya dirampas, dipaksa untuk menikah muda, dilarang untuk berpendidikan, dan lain sebagainya. Kartini mempunyai keinginan untuk membawa kaumnya menuju masa yang lebih baik.

inspirasi hidup kartini rupanya sudah mendarah daging bagi kaum perempuan saat ini, mereka bisa berpendidikan tinggi, belajar sekaligus membawa pengaruh bagi kemajuan sebuah bangsa. sebagai contoh Menteri Keuangan Indonesia saat ini, yang harus berpikir keras mengatur keuangan negara saat di landa pandemi covid 19. Selama masa jabatannya pada tahun 2007, Indonesia mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 6.6%, tertinggi sejak krisis finansial di Asia tahun 1997. Sri Mulyani juga menyabet gelar sebagai menteri keuangan terbaik dari FinanceAsia. Pada tahun 2019, Sri Mulyani dinobatkan sebagai wanita paling berpengaruh nomor 78 di dunia oleh Forbes.

Masih banyak Sosok kartini yang tidak bisa di sebutkan satu persatu. yang jelas, mereka adalah perempuan perempuan yang luar biasa. apalagi mereka yang berprofesi sebagai tenaga medis, mereka sampai rela tidak pulang tidak bertemu dengan keluarga untuk menekan / melawan sekaligus merawat pasien covid 19. Pekerjaan  itu cukup berisiko terhadap penularan penyakit dari pasien yang ditanganinya bahkan tenaga medis yang menangani Covid-19 hingga memakan korban jiwa atau meninggal dunia. Risiko penularan tentu sangat besar dan ancaman kematian.